Jenis
- Jenis Panggung Teater
Panggung adalah
tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis
lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton. Di atas panggung
inilah semua laku lakon disajikan dengan maksud agar penonton menangkap maksud
cerita yang ditampilkan. Untuk menyampaikan maksud tersebut pekerja teater
mengolah dan menata panggung sedemikian rupa untuk mencapai maksud yang
dinginkan. Seperti telah disebutkan di atas bahwa banyak sekali jenis panggung
tetapi dewasa ini hanya tiga jenis panggung yang sering digunakan. Ketiganya
adalah panggung proscenium, panggung thrust, dan panggung arena. Dengan
memahami bentuk dari masingmasing panggung inilah, penata panggung dapat
merancangkan karyanya berdasar lakon yang akan disajikan dengan baik.
1.
Panggung Jenis Arena
Panggung arena
adalah panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi panggung
(Gb.274). Penonton sangat dekat sekali
dengan pemain. Agar semua pemain dapat terlihat dari setiap sisi maka
penggunaan set dekor berupa bangunan tertutup vertikal tidak diperbolehkan
karena dapat menghalangi pandangan penonton. Karena bentuknya yang dikelilingi
oleh penonton, maka penata panggung dituntut kreativitasnya untuk mewujudkan
set dekor. Segala perabot yang digunakan dalam panggung arena harus benar-benar
dipertimbangkan dan dicermati secara hati-hati baik bentuk, ukuran, dan
penempatannya. Semua ditata agar enak dipandang dari berbagai sisi.
Panggung
arena biasanya dibuat secara terbuka (tanpa atap) dan tertutup. Inti dari
pangung arena baik terbuka atau tertutup adalah mendekatkan penonton dengan
pemain. Kedekatan jarak ini membawa konsekuensi artistik tersendiri baik bagi pemain
dan (terutama) tata panggung. Karena jaraknya yang dekat, detil perabot yang
diletakkan di atas panggung harus benar-benar sempurna sebab jika tidak maka
cacat sedikit saja akan nampak. Misalnya, di atas panggung diletakkan kursi dan
meja berukir. Jika bentuk ukiran yang ditampilkan tidak nampak sempurna –
berbeda satu dengan yang lain – maka penonton akan dengan mudah melihatnya. Hal
ini mempengaruhi nilai artistik pementasan.
Lepas
dari kesulitan yang dihadapi, panggun arena sering menjadi pilihan utama bagi
teater tradisional. Kedekatan jarak antara pemain dan penonton dimanfaatkan
untuk melakukan komunikasi langsung di tengah-tengah pementasan yang menjadi
ciri khas teater tersebut. Aspek kedekatan inilah yang dieksplorasi untuk
menimbulkan daya tarik penonton. Kemungkinan berkomunikasi secara langsung atau
bahkan bermain di tengah-tengah penonton ini menjadi tantangan kreatif bagi
teater modern. Banyak usaha yang dilakukan untuk mendekatkan pertunjukan dengan
penonton, salah satunya adalah penggunaan panggung arena. Beberapa pengembangan
desain dari teater arena melingkar dilakukan sehingga bentuk teater arena
menjadi bermacam-macam.
Masing-masing
bentuk memiliki keunikannya tersendiri tetapi semuanya memiliki tujuan yang
sama yaitu mendekatkan pemain dengan penonton.
2.
Proscenium
Panggung
proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton
menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung
proscenium (proscenium arch). Bingkai yang dipasangi layar atau gorden inilah
yang memisahkan wilayah akting pemain dengan penonton yang menyaksikan
pertunjukan dari satu arah (Gb.276). Dengan pemisahan ini maka pergantian tata
panggung dapat dilakukan tanpa sepengetahuan penonton. Panggung proscenium
sudah lama digunakan dalam dunia teater. Jarak yang sengaja diciptakan untuk
memisahkan pemain dan penonton ini dapat digunakan untuk menyajikan cerita
seperti apa adanya. Aktor dapat bermain dengan leluasa seolah-olah tidak ada
penonton yang hadir melihatnya. Pemisahan ini dapat membantu efek artistik yang
dinginkan terutama dalam gaya realisme yang menghendaki lakon seolah-olah
benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Tata
panggung pun sangat diuntungkan dengan adanya jarak dan pandangan satu arah
dari penonton. Perspektif dapat ditampilkan dengan memanfaatkan kedalaman
panggung (luas panggung ke belakang). Gambar dekorasi dan perabot tidak begitu
menuntut kejelasan detil sampai hal-hal terkecil. Bentangan jarak dapat
menciptkan bayangan arstisitk tersendiri yang mampu menghadirkan kesan. Kesan
inilah yang diolah penata panggung untuk mewujudkan kreasinya di atas panggung
proscenium. Seperti sebuah lukisan, bingkai proscenium menjadi batas tepinya.
Penonton disuguhi gambaran melalui bingkai tersebut. Hampir semua sekolah
teater memiliki jenis panggung proscenium. Pembelajaran tata panggung untuk
menciptakan ilusi (tipuan) imajinatif sangat dimungkinkan dalam panggung proscenium.
Jarak
antara penonton dan panggung adalah jarak yang dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan gambaran kreatif pemangungan. Semua yang ada di atas panggung dapat
disajikan secara sempurna seolah-olah gambar nyata. Tata cahaya yang
memproduksi sinar dapat dihadirkan dengan tanpa terlihat oleh penonton dimana
posisi lampu berada. Intinya semua yang di atas panggung dapat diciptakan untuk
mengelabui pandangan penonton dan mengarahkan mereka pada pemikiran bahwa apa
yang terjadi di atas pentas adalah kenyataan. Pesona inilah yang membuat
penggunaan panggung proscenium bertahan sampai sekarang.
3.
Thrust
Panggung
thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok
ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di
sisi kanan dan kiri panggung (Gb.277). Panggung thrust nampak seperti gabungan
antara panggung arena dan proscenium.
EmoticonEmoticon